Candi Dieng
Candi dieng
menempati area seluas 90 hektare. Hanya saja, baru sebagian kecil dari
candi-candi tersebut sudah selesai direstorasi. Dari sekian banyak candi yang
ada Dataran Tinggi Dieng, Kompleks Candi Arjuna merupakan yang terluas.
Terletak di Desa
Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kompleks Candi Arjuna
memiliki luas sekitar 1 hektare. Di kompleks ini, terdapat lima bangunan candi,
yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi
Sembadra. Selain Candi Semar, keempat candi lain merupakan candi utama yang
digunakan sebagai tempat bersembahyang.
Melihat dari
bentuk serta ornamen yang terdapat pada setiap candi, diperkirakan keempat
candi tersebut dibangun pada masa yang berbeda. Candi Arjuna merupakan yang
dibangun paling awal, sementara Candi Sembadra merupakan yang dibangun paling
akhir.
Perkiraan ini
didasarkan pada perbedaan gaya bangunan candi. Candi Arjuna masih sangat kental
dengan gaya candi-candi dari India. Sementara pada Candi Sembadra sudah
terlihat pengaruh kebudayaan lokal yang sangat kuat. Pengaruh ini salah satunya
dapat dilihat dari relung yang ada pada candi. Candi-candi bergaya India
memiliki relung yang menjorok ke dalam, sementara pengaruh kebudayaan lokal
akan memiliki relung yang menjorok ke luar.
Kompleks candi
ini pertama kali ditemukan pada abad 18 oleh seorang tentara Belanda, Theodorf
Van Elf. Saat pertama kali ditemukan, kondisi candi tergenang air. Upaya
penyelamatan candi pertama kali dilakukan oleh HC Corneulius yang berkebangsaan
Inggris sekitar 40 tahun setelah pertama kali candi ini ditemukan. Usahanya
kemudian dilanjutkan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama J Van
Kirnbergens.
Secara garis
besar, keempat candi utama di kompleks ini memiliki ornamen yang sama. Di
setiap candi, dapat ditemukan penil (ornamen pada bagian tangga, seperti
pegangan), kala (wajah raksasa tanpa rahang bawah yang terdapat di bagian atas
pintu), makara (diletakkan di sisi-sisi pintu dan dipercaya mampu mengusir
kejahatan), jalatmara (saluran air untuk mengalirkan air dari bagian dalam
candi ke salah satu sisi), istadewata (terdapat pada bagian atas candi dan
dipercaya sebagai tempat masuknya pada dewa), serta antefik (ornamen yang
terdapat di bagian ujung tiap sisi). Selain itu, di setiap candi, dapat
ditemukan diksa (jalur bagi umat untuk mengelilingi candi sebelum masuk ke area
candi utama).
Candi Arjuna,
Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi yang dibuat untuk menyembah
Dewa Syiwa. Sementara, Candi Srikandi dibangun untuk menyembah trimurti (tiga
dewa) yaitu Syiwa, Brahma, dan Wisnu.
Berkunjung ke
Kompleks Candi Arjuna, Anda tidak akan menemukan arca yang biasanya menghiasi
bangunan candi. Anda hanya akan melihat ruang-ruang kosong yang biasanya
dijadikan tempat meletakkan arca.
Sebagian besar
arca yang berasal dari kompleks candi ini disimpan di Museum Kailasa, yang
letaknya tidak jauh dari kompleks candi. Sementara, sebagian yang lain sudah
hilang.
Dari empat candi
utama yang ada di kompleks ini, hanya Candi Arjuna yang memiliki candi sarana,
yaitu Candi Semar. Candi sarana merupakan candi yang digunakan sebagai tempat
berkumpul atau menunggu para umat sebelum masuk ke candi utama.
Candi Arjuna, sebagai
candi utama di kompleks ini juga diperkirakan sebagai candi tertua,
diperkirakan dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram
Kuno.
Selain kelima
candi tersebut, terletak sekitar 200 meter sebelah barat dari Kompleks Candi
Arjuna, terdapat Candi Setyaki. Candi Setyaki terdiri dari dua bangunan, tapi
hanya satu bangunan yang berdiri – itupun tidak lengkap karena bagian atas
candi belum terpasang. Sementara, satu bangunan lain hanya berupa dasar
bangunan.
Candi Setyaki
juga merupakan candi yang dibangun untuk memuja Dewa Syiwa. Melihat relung dan
gaya bangunan, Candi Setyaki diperkirakan dibangun pada masa yang sama dengan
Candi Arjuna.
Kompleks Candi
Arjuna biasa digunakan sebagai tempat pelaksanaan Galungan. Selain itu,
kompleks ini kadang juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan ruwatan anak
gimbal.
0 komentar:
Posting Komentar